Gaya merek mewakili elemen visual yang mendefinisikan perusahaan dan membedakannya dari pesaing. Unsur-unsur tersebut meliputi warna merek, desain, logo, dan detail lainnya yang ada dalam iklan dan langsung pada produk. Secara bersama-sama, gaya merek mencerminkan nilai-nilai perusahaan, membentuk reputasi, mengembangkan kepercayaan, menekankan esensi perusahaan, dan memengaruhi cara berinteraksi dengan audiens target.

Contoh tipikal adalah Coca-Cola. Merek tersebut telah ada selama lebih dari satu abad, dan selama ini identitas perusahaan telah berubah lebih dari satu kali. Namun, konsep umumnya tetap tidak berubah: desain logo, label, dan spanduk melambangkan suasana pesta dan secara inheren tertulis dalam budaya massa modern. Tanpa font dan corak bermerek yang sudah kita kenali, Coca-Cola mungkin tidak akan menjadi begitu populer dan hanya dianggap sebagai minuman manis berkarbonasi lainnya.

Dalam realitas modern dari ekspansi besar-besaran merek ke pasar lokal dan internasional, tidak lagi mudah untuk membuat dan mengembangkan bisnis. Sejarah Coca-Cola sangat menginspirasi, tapi jujur ​​​​saja: tidak ada persaingan seperti itu dan pelanggan yang sulit untuk menyenangkan selama pengembangan dan pembentukan perusahaan. Oleh karena itu, branding semakin penting bagi perusahaan rintisan modern dan raksasa industri yang sudah mapan.